Minggu, 09 Oktober 2016

Laporan struktur tagakan alam





PENGENALAN BEBERAPA STRUKTUR TAJUK TEGAKAN HUTAN ALAM





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pengelolaan hutan secara umum sangat bermanfaat bagi bagi kelestarian alam sekitar dan secara khusus bagi keberlangsungan pembangunan masyarakat. Dalam pengertian silvika itu sendiri kita ketahui bahwa ilmu yang mempelajari sifat hutan dan pohon hutan, bagaimana mereka tumbuh bereproduksi dan bereaksi dengan lingkungannya. Dalam suatu ekosistem tersebut masing-masing individu pohon pasti mengalami yang namanya persaingan guna mempertahankan kehidupan masing-masing individu pohon tersebut, dimana kita ketahui ada kelas tajuk yaiu dominan, kodominan, intermediate, dan tertekan.
Praktikum ini dilakukan untuk mengenalkan lingkungan hutan alam kepada para praktikan. Kegiatan dengan materi pengenalan beberapa struktur tajuk tegakan hutan alam yang dilakukan untuk mendekatkan mahasiswa dan lingkungan alam. Praktikum ini juga merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap kondisi hutan yang saat ini lahannya mulai berkurang sedikit demi sedikit akibat penebangan dan perluasan lahan pemukiman.
Budidaya hutan berkaitan erat dengan kontrol terhadap proses pembentukan tegakan hutan, pertumbuhan pohon, komposisi jenis tumbuhan, dan kualitas tegakan hutan atau vegetasi. Dalam praktikum kali ini para praktikan diharuskan melakukan beberapa tahapan kerja yang diawali dengan pengukuran ketinggian area penelitian, pengukuran tinggi dan diameter pohon, kemudian menggambar lapisan tajuk pohon hutan. Setelah melakukan tahapan-tahapan kerja tersebut maka para praktikan dapat mengetahui berbagai tingkatan tajuk pertumbuhan tegakan pada pohon hutan.


1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
·        Mengetahui berbagai struktur tegakan hutan dalam hutan alam
·        Mengetahui pertumbuhan pohon hutan pada berbagai tingkatan tajuk
·        Mahasiswa mampu merencanakan tindakan yang harus dilakukan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi pohon atas dasar kedudukan di dalam hutan. Kedudukan pohon dalam suatu hutan tidak selalu sama, tergantung pada kemampuan itu mengatasi persaingan dengan pohon- pohon atas dasar kedudukan atau tegakan di dalam hutan. Pohon-pohon tersebut dapat diklarifikasikan sebagai berikut. Pohon dominan tajuk dari pohon-pohon ini terdapat paling atas dalam tajuk dalam mendaptakan cahaya matahari penuh atas dan sebagian dari samping. Pohon kodominan,  pohon ini tidak setinggi pohon dominan tetapi masih mendapt cahaya penuh dari atas, meskipun dari samping terganggu oleh dominan. Pohon pertegakan tajuknya berada di bawah tajuk. Tajuk pohon dominan dengan kodominan masih mendapat cahaya darisamping. Pohon tertekan ini mendapat cahaya matahari atas melalui lubang-lubang dalam setangkup tajuk pohon diatasnya. Pohon mati termasuk pohon-pohon yang mati dan sedang dalam proses kematian ( Levitt, 1980).
Struktur hutan terbagi menjadi dua bagian yaitu struktur hutan secara vertikal mauun horizontal. Struktur tegakan  atau hutan menunjukkan sebagian umur dan atau kelas tajuk. Struktur suatu tegakan terdiri dari individu-individu yang membentuk tegakan dalam suatu ruang. Komunitas tumbuhan terdiri dari kelompok tumbuh-tumbuhan yang masing- masing individu mempertahankan sifatnya (Kershaw, 1974).
Komponen jenis suatu hutan adalah susunan jenis-jenis pohon beserta nilai kuantitatif yang masing- masing jenis penyusun hutan tersebut. Stuktur hutan adalah susunan teakan berdasarkan umur, kelas, diameter,kelas tajuk atau kelas pohon lain. Kemampuan beradaptasi tumbuhan bermacam-macam, tumbuhan menyesuaikan bentuk atau fungsi untuk hidup dibawah kondisi tertentu dan kebanyakan itu sebagian besar membatasi penyebaran di bumi. Komunitas terbentuk secara konsetif dari tumbuhan secara keseluruhan kita tersebut vegetasi yang terbatas luas penyebarannya oleh kondisi- kondisi setempat, lebih jauh yang dominan, tingkat kehadirannya dipengaruhi kondisi klimatis, edafis dan faktor lain yang lebih berpengaruh (Polunin, 1960)

BAB III
METODOLOGI KERJA

3.1  Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan pratikum dilaksanakan ada yaitu sebagai berikut :
Hari, Tanggal    : Selasa, 24 November 2015
Jam                  : 08.40 - selesai
Tempat : Hutan Alam TAHURA Cangar

3.2  Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah:
·        Kompas
·        Alat Tulis
·        Galah
·        Tali 20 meter
·        Phi band/ metteran
·        Kertas gambar
·        Kristen meter
Adapun bahan yang digunakan adalah:
·        Hutan alam

3.3  Cara Kerja
Adapun cara kerja pada pelaksanaan pratikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Membentuk kelompok pengamatan lapangan
2.      Memilih lokasi yang strategis yang menggambarkan adanya lapisan-lapisan tajuk
3.      Masing-masing regu pengamatan mengamati areal seluas 20x20 meter
4.      Mencatat keterangan tinggi tempat
5.      Menggambar lapisan-lapisan tajuk yang ada identifikasi dan tulislah nama spesies penyusun masing-masing tajuk
6.      Mengukur tinggi dan diameter pohon untuk tiap-tiap lapisan tajuk
7.      Membuat gambar secara vertikal dan horizontal
8.      Menemukan permasalahan yang ada analisis kemudian cari alternatif pemecahannya



BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1. Hasil Pengamatan
No
Jenis pohon
Diameter
Tinggi
Struktur Tegakan
Keterangan


(m)
(m)
Dominan

1
Trengganis
0,095493
18 m
ü   

2
Kukrup
0,0614338
19 m
ü   

3
Kukrup
0,541127
23 m
ü   

4
Kukrup
0,690732
25 m
ü   

5
Kukrup
1,200028
28 m
ü   

6
Kukrup
0,534761
24 m
ü   

7
Kukrup
0,461549
31 m
ü   

8
Kukrup
0,649352
22 m
ü   

9
Kukrup
0,0614338
8 m
ü   



GAMBAR POHON SECARA VERTIKAL
GAMBAR TAJUK POHON SECARA HORIZONTAL



4.2. Pembahasan
Klasifikasi Engelhardia spicata (Kukrup)
Kingdom          : Plantae
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Junglandales
Famili               : Junglandaceae
Genus               : Engelhardia
Spesies : Engelhardia spicata

Klasifikasi Quercus sundaicus (Pasang)
Kingdom          : Plantae
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fagales
Famili               : Fagaceae
Genus               : Quercus
Spesies : Quercus sundaicus

Klasifikasi Litsea sp. (Nyampo)
Kingdom          : Plantae
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Laurales
Famili               : Lauraceae
Genus               : Litsea
Spesies : Litsea sp.

Klasifikasi Macropanax dispermum (Katesan)
Kingdom          : Plantae
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Apiales
Famili               : Araliaceae
Genus               : Macropanax
Spesies : Macropanax dispermum

Pada data hasil pengamatan di atas dapat dilihat pengenalan beberapa struktur tajuk tegakan hutan alam. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ada struktur tegakan hutan yang terjadi di tempat karena terdiri dari pohon yang tertekan, intermediate, kodominan dan dominan.
Pada hasil pengamatan terdapat 9 jenis pohon yang dominan yaitu yang pertama pohon Trengganis dengan diameter 0,095493 dengan tinggi 18 m, kedua dan seterusnya di dominasi oleh pohon Kukrup (Engelhardia spicata) yang pertama dengan diameter 0,0614338 dengan tinggi 19 m, yang kedua dengan diameter 0,541127 dengan tinggi 23 m, pohon kukrup yang ketiga dengan diameter 0,690732 dengan tinggi 25 m, kukrup yang keempat dengan diameter 0,200028 dengan tinggi 28 m, kukrup yang kelima dengan diameter 0,534761 dengan tinggi 24 m, kukrup yang keenam dengan diameter 0,461549 dengan tinggi 31 m, kukrup yang ketujuh dengan diameter 0,649351 dengan tinggi 22 m, kukrup yang kedelapan dengan diamter 0,0614338 dengan tinggi 8 m. Pohon ini termasuk dominan karena tajuk pohon ini terdapat di tempat yang paling atas dalam sengkuap tajuk dan mendapatkan cahaya matahari dari atas dan sebagian dari samping. Pohon-pohon lebih besar dari pada rata-rata pohon di dalam tegakan dan mempunyai bentuk tajuk yang bagus. Kadang-kadang percadangannya besar dan mendesak pohon-pohon lainnya.
Struktur tajuk terbentuk karena adanya perbedaan kecepatan tumbuh yang diakibatkan oleh faktor cahaya. Jenis-jenis pohon di hutan akan dengan cepat bersaing sesegera mungkin menempati struktur tajuk teratas agar mendapatkan cahaya secara maksimal. Pohon yang fast growing biasanya akan menempati struktur tajuk yang paling atas, sedangkan pohon yang lebih lambat tumbuhnya menyusun dibawahnya. Demikianlah pertumbuhan ini mengatur tajuk yang lebih atas.
Tindakan yang dapat diambil yaitu dengan melakukan pemangkasan yaitu tindakan pembuangan bagian-bagian tanaman seperti cabang atau ranting dengan mendapatkan bentuk tertentu sehingga dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari hal ini bertujuan untuk memberi celah supaya struktur tajuk yang berada di bawahnya mendapatkan cahaya
                Komposisi tanaman pada pengamatan yang dilakukan tidak rata karena terdapat di hutan alam bukan hutan tanaman yang pertumbuhan dan perkembangannya sama. Di hutan alam komposisi tanamannya tidak rata karena pada hasil pengamatan yang dilakukan terdapat struktur tajuk yang tidak rata.
            Engelhardia spicata adalah genus dari tujuh spesies pohon dalam keluarga juglandaceae asli asia tenggara dari india utara timur taiwan, indonesia dan filipina. Engelhardia telah ditemukan dalam deposito dari miosen umur di denmark.
Paraserienthes Lophantha biasa disebut albazia atau bulu-bulu Albazia adalah pohon yang cepat tumbuh terjadi secara alami sepanjang pantai barat daya Australia Barat, dari fremantle keraja goorge sound. Paraserinthes Lophantha pertama menyebar diluar daya Australia oleh Baron Ferdinand Van Mouller, yang memberi paket p. Biji Lophantha, awal dibawa oleh penjelajah dan menanam biji ditempat perkemahan mereka dan pohon-pohon akan menujukan rute perjalanan mereka.
Lithocarpus indicus, memilki kanopi hingga 45 dan 90 cm dbh. Daun alternatif sederhana penni berurat, berbulu, bunga berwarna hijau-kuning, buah berbentuk kacang kehijauan. Tinggi pohon sampai 36-45 m, diameter 90 cm, kulit halus atau pecah-pecah, warna coklat keabu-abuan, kulit bagian dalam kekunin-kuningan. Lithocarpus Sundaicus ditemukan sepanjang sungai, seperti pada lereng bukit, dan pegunungan dengan ketinggian 2600 mdpl.


BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1.      Struktur tajuk terbentuk karena adanya perbedaan kecepatan tumbuh yang di akibatkan oleh faktor cahaya.
2.      Komposisi tanaman yang terbanyak yaitu pohon kukrup karena didominasi oleh pohon kukrup.
3.      Komposisi tanaman tidak rata karena memiliki struktur tajuk yang berbeda yaitu dominan, kodominan, intermedie ,tertekan, dan mati.
4.      Tindakan yang akan dilakukan adalah dengan pemangkasan hal ini bertujuan  untuk memberi celah untuk matahari masuk  struktur tegakan / tajuk yang ada dibawah struktur tegakan  tersebut.
5.      Paraserienthes lophantha adalah pohon yang cepat tumbuh terjadi secara alami sepanjang pantai barat daya Australia Barat, dari frmantle keraja goorge sound.


5.2  Saran
a.       Praktikum berjalan dengan lancar.
b.      Tempat yang sangat bagus dan masih alami.
c.       Alat dan bahan harus memadai lagi.

5.3   
DAFTAR PUSTAKA
Kershaw. 1974. Quantitatif and Dinamic Plant Ecologi. Edwar
Arnold Publisher. London

Levitt. 1980. Responses of Plants to Environment Stresses. Vol II.
Water, Radiation, Salt and Other Stresses. Academic Press. New York.

Polunin. 1960. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu
Serumpun. Terjemahan oleh Gembong Tjitrosoepomo. 1994. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

2 komentar:

  1. Best Baccarat Rules In India | Baccarat | FPCasino
    A few rules you have to be aware of. 제왕카지노 Many 메리트카지노 different casino game variations 바카라사이트 exist in the world of online poker and baccarat.

    BalasHapus
  2. Las Vegas Casino | The Jet Setter | Jet Setter
    The Jet Setter offers over 춘천 출장안마 500 Vegas casino and hotel rooms plus a 양주 출장마사지 variety of room amenities to suit all 포항 출장안마 types 대구광역 출장샵 of guests. The 하남 출장안마 rooms are also

    BalasHapus